Rabu, 13 September 2017

BAB 8 : DEFINISI AYAT

Definisi Ayat
       Dalam memperkatakan tentang ayat,ia merupakan tahap tertinggi dalam penulisan dan komunikasi bahasa Melayu. Setiap tokoh bahasa memberikan pendapat yang berbeza tentang makna ayat.Antara mereka yang telah memberikan pendapat tentang makna ayat ialah Pendeta Za’ba memakai melalui bukunya Pelita Bahasa Melayu,Penggal 1 dalam permulaan nahu Melayu.Menurut Za’ba :
    
  ”ayat susunan perkataan yang sekumpul-sekumpul dengan tentu hujung pangkalnya dan tempat berhentinya serta memberi faham yang sempurna tiap-tiap sekumpul kata yang dikatakan itu....Maka tiap-tiap sekumpul perkataan itu ialah susunan yang sempurna maksudnya”
  ( Pelita Bahasa Melayu Penggal 1 dalam Kursus Menguasai Bahasa Melayu Mudah,2006 hlm.148 )
   
      Melalui maksud ayat yang diberi oleh Za’ba maka boleh dibuat kesimpulan bahawa ayat ini  bermakud susunan yang mempunyai hujung dan pangkal ayat yang boleh difahami oleh pembaca atau pendengar kerana ia merupakan kumpulan perkataan yang telah sempurna maksud.Mengikut Abdullah Hassan dan Ainon Mohd melalui buku mereka,ayat boleh didefinisikan sebagai :
“ Apabila kita bercakap,kita menggunakan perkataan-perkataan yang kita susun menjadi ayat...Ada ayat yang terdiri daripada dua patah perkataan sahaja...Tiap-tiap ayat mesti terdiri daripada dua bahagian 1: benda atau subjek,bahagian 2: cerita atau predikat.”
(Abdullah Hassan dan Ainon Mohd,dalam Kursus Menguasai Bahasa Melayu Mudah,2006 hlm 149 )
  • Menurut Abdullah Hassan dan Ainon Mohd itu,dapat disimpulkan bahawa ayat tidak semestinya terdiri dari ayat yang panjang tetapi ayat boleh terdiri dengan hanya dua patah perkataan sahaja asalkan ia dapat difahami.
  • Menurut Abdullah Hassan dan Ainon Mohd,ayat mestilah terdiri dari dua kompenen iaitu subjek dan predikat.
    Menurut Asmah Haji Omar pula sebagaimana yang disebut dalam bukunya Nahu Bahasa Melayu Mutakhir :
“ Ayat adalah unit yang paling tinggi dalam skala tatatingkat nahu.Ayat terdiri dari klausa yang disertai dengan intonasi ayat yang lengkap,yakni yang di mulai dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan dan intonasinya menyatakan bahawa ayat itu sempurna dan selesai”.
( Nahu Bahasa Melayu Mutakhir dalam Kursus Menguasai Bahasa Melayu Mudah,2006 hlm 149 )
    Menurut Asmah Haji Omar pula,aat adalah unit tertinggi dalam tatabahasa Melayu.Ia mestilah dimulakan dengan perbuatan senyap dan juga diakhiri dengan perbuatan senyap.Ayat juga mempunyai intonasi bagi mengambarkan maksud ayat tersebut.Mengikut Nik Safiah Karim dalam bukunya yang berjudul Tatabahasa Edisi Dewan Baharu yang dikarang secara bersama dengan Farid M.Onn,Hashim Musa dan Hamid Mahmood pula mendefinisikan ayat sebagai :
“Ayat ialah unit pengucapan yang paling tinggi letaknya dalam susunan tatabahasa dan mengandungi makna yang lengkap.Ayat boleh terbentuk daripada satu perkataan atau susunan beberapa perkataan yang pengucapannya dimulakan dan diakhiri dengan kesenyapan
( Tatabahasa Dewan Edisi Baharu dalam  Kursus Menguasai Bahasa Melayu Mudah,2006 hlm 150 )
    Menurut Tatabahasa Dewan Edisi Baharu ini pula,ayat merupakan unit pengucapan yang paling tinggi yang boleh terbentuk walaupun dengan hanya beberapa patah perkataan.Sebagaimana pendapat Asmah Haji Omar,ayat ini dimulakan dan diakhiri dengan kesenyapan.Jika kita melihat dari beberapa pendapat yang dinyatakan diatas maka dapat kita simpulkan bahawa ayat merupakan susunan yang tertinggi dalam strata tatabahasa Melayu yang boleh terdiri dari dua atau lebih patah perkataan yang mana ia dimulai dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan.Pembentukan kata dalam disiplin bahasa dikenali sebagai binaan atau konsturksi.Binaan ayat terdiri daripada susunan unit kecil rangkai kata dalam disipli bahasa yang juga dikenali sebagai unsur atau konsituen.

BAB 13 : GAYA BAHASA

 Penjelasan Gaya Bahasa :
Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau definisi dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya lewat bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.
B. Inilah jenis majas :
1. Gaya Bahasa Pertentangan :
a. Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari kenyataan yang ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau meminta perhatian. Seperti contohnya: Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7.
b. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan dengan kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya: Aku tidaklah Pintar itulah mengapa aku selalu bekerja keras.
c. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau 2 (dua) pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku merasa kesepian di kota yang ramai ini.
d. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda ataupun sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang berlawanan arti. Seperti contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang menonton film tersebut.
2. Gaya Bahasa Sindiran :
a. Ironi atau sindiran halus
Ironi yaitu gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang digunakan untuk menyindir seseorang tapi dengan cara yang halus. Seperti contohnya: Rajin sekali kau masuk sekolah, sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di absensi.
b. Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara langsung kepada orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang siswa / Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.
c. Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat menyakitkan hati. Seperti contohnya: Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus mengerjakan!
3. Gaya Bahasa Penegasan :
a. Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut. Seperti contohnya: Besar sekali kolamnya.
b. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan kesangsian ataupun bersifat mengejek. Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang kau ucapkan tadi?
c. Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan didalam bahasa puisi.
d. Enumerasio
Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara menguraikan satu demi satu keadaan tersebut, sehingga merupakan suatu keseluruhan.
e. Koreksio
Koreksio yaitu gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan yang tidak benar atau salah, baik itu secara sengaja ataupun tidak disengaja. Seperti contohnya: Tadi dia baru saja pulang, oh… bukan di baru saja berangkat lagi.
f. Repertis
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa. Seperti contohnya: Kita sudah berusaha, kita sudah menang, kita sudah berhasil.
g. Klimaks
Klimaks yaitu gaya bahasa yang menguraikan suatu peristiwa secara berturut-turut dan semakin lama maka ceritanya akan semakin memuncak atau meningkat. Seperti contohnya: Semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa beramai-ramai mengikuti kompotisi sepak bola.
h. Anti klimaks
Anti klimaks yaitu gaya bahasa yang dimana penguraian suatu peristiwa secara berturut-turut tapi makin lama maka ceritanya akan semakin menurun, ini adalah kebalikan dari Klimaks. Seperti contohnya: Di seluruh pelosok desa dan kota merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-70 / Guru-guru dan seluruh orang tua siswa menghadiri acara kelulusan.
i. Pleonasme
Pleonasme yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau sepatah kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti dari suatu kata. Seperti contohnya: Seluruh pelajar yang berada di bawah segera naik ke atas / Mereka menerobos ke dalam stadion untuk menyaksikan pertandingan tersebut.
j. Ekslamasio
Ekslamasio yaitu gaya bahasa yang didalam kalimatnya memakai kata seru. Seperti contohnya: Wah…, keren sekali orang itu!
k. Tautologi
Tautologi yaitu gaya bahasa yang mengulang beberapa kali sepatah kata didalam suatu kalimat. Seperti contohnya: Mungkin, mungkin dia bisa berhasil dalam melaksanakan tugasnya.
4. Gaya bahasa perbandingan :
a. Asosiasi atau perumpamaan
Asosiasi yaitu gaya bahasa yang perbandingan terhadap 2 (dua) hal yang maksudnya berbeda, akan tetapi sengaja dianggap sama. Seperti contohnya: Wajahnya cantik bagaikan rembulan / Semangatnya seperti api yang berkobar.
b. Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang cara dalam menungkapkan ungkapan kalimatnya dilakukan secara langsung berupa suatu perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata dalam kalimat bukanlah arti yang sesungguhnya, tapi sebagai lukisan yang berdasarkan perbandingan atau persamaan saja. Seperti contohnya: Bocah kutu buku itu telah menjadi juara pertama cerdas cermat / Si jago merah sudah menbumi hanguskan komplek perumahan itu hanya dalam 2 jam / Kembang desa yang sedang mencari pasangan.
c. Personifikasi
Personifikasi yaitu gaya bahasa yang memberikan karakteristik atau sifat-sifat manusia kepada benda yang tidak hidup. Jadi benda yang tidak hidup seolah-olah bernyawa dan mempunyai sifat seperti manusia. Seperti contohnya: Sore hari ini awan meneteskan air mata / Angin seperti berbisik kepadaku.
d. Alegori
Alegori yaitu gaya bahasa yang menyatakan dengan menggunakan cara lain lewat kiasan ataupun penggambaran. Alegori merupakan perbandingan yang berkaitan antara satu dan yang lainnya didalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk suatu cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan bnayk moral.
e. Simile
Simile yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya dengan memakai kata penghubung atau pembanding pada kalimatnya yang dimana 2 (dua) hal tersebut berbeda akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama. Biasanya kata penghubungnya: seperti, bagaikan, semisal, seumpama, ibarat dan lain-lain. Seperti contohnya: Kau “bagaikan” cahaya dalam kegelapan / Mereka “seperti” sepasang kekasih.
f. Sinekdoke
Sinekdoke yaitu gaya bahasa yang memakai kata dengan arti yang menunjukan hal lain di luar kata yang diungkapkan. Sindekdoke terbagi menjadi 2 (dua) macam yang diantaranya:
  • Yang pertama Sinekdoke pars pro tato merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian kecil kata dari sesuatu untuk menyatakan secara keseluruhan. Contohnya: Mungkin dia sudah nyaman mempunyai pekerjaan sebagai salles-man dan menawarkan produk yang dijualnya dari “pintu” ke “pintu” / Hari ini akau tidak melihat Muka si Toni (kata “pintu” ke “pintu” mewakili banyak rumah para konsumen dan kata “muka” mewakili sosok Toni).
  • Lalu yang kedua Sinekdoke totem pro parte menyebutkan keeluruhan untuk menyatakan sebagian kecil, ini adalah kebalikan dari sinekdoke pars pro tato. Contohnya: Penyanyi perempuan itu sangat terkenal maka tidak heran jika banyak di idolakan oleh para “pemuda” yang ada di penjuru dunia. (kata “pemuda” merupakan semua orang yang masih berusia muda, meskipun pada kenyataanya penyanyi itu tidak di idolakan oleh semua pemuda).
g. Simbolik
Simbolik iaitu merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan memakai benda, binatang dan juga tumbuh-tumbuhan sebagai simbol.
h. Metonimia
Metonimia iaitu gaya bahasa yang memakai ciri, atribut ataupun merk untuk menggambarkan suatu benda. Seperti contohnya: Dia sedang membuat secangkir kopi kapal api (merk) untuk ayahnya.

BAB 9 : FRASA & KLAUSA

FRASA :
  • Frasa ialah sekumpulan perkataan. Pendeta Za'ba menyebutnya sebagai rangkai kata. Tetapi , satu perkataan pun boleh menjadi frasa.
Contoh:
burung

tiga ekor burung
tiga ekor anak burung helang

ketua
ketua kampung
seorang ketua kampung
tiga orang ketua kampung seberang

  • Klausa ialah ayat dalam ayat. Pendeta Za'ba memanggilnya ayat kecil . Oleh itu klausa mempunyai subjek dan predikat.

Contoh:
Ayah pergi ke laut menangkap ikan dan emak bekerja di kilang elektronik.
Ayat 1 : Ayah pergi ke laut menangkap ikan.
Ayat 2 : Emak bekerja di kilang elektronik
Kata hubung : Dan 



 KLAUSA :


Klausa ialah satu rangkaian perkataan yang terdiri daripada subjek dan predikat seperti 
contoh yang berikut :
1. dia / tidak datang
2. pakaiannya / basah
3. mereka / berehat

Contoh di atas dapat menyatakan maksud klausa, iaitu satu binaan yang terdiri daripada subjek 
dan  predikat. 
  • Subjek bagi klausa di atas ialah dia, pakaiannya dan mereka.
  •  Predikatnya pula ialah datang, basah dan berehatJika klausa tersebut diujarkan dengan intonasi yang sempurna, iaitu dimulai dan diakhiri dengan kesenyapan, klausa tersebut boleh bersifat sebagai ayat lengkap seperti contoh yang berikut :
1. Dia tidak datang.
2. Pakaiannya basah.
3. Mereka berehat.

Klausa menjadi konstituen kepada ayat dan terbahagi kepada dua jenis, iaitu klausa bebas dan klausa tak bebas

  • Klausa bebas ialah klausa yang boleh berdiri sendiri sebagai ayat yang lengkap.
  • Manakala klausa yang tak bebas tidak dapat berdiri sendiri kerana maknanya bergantung pada klausa bebas.
 contoh ayat yang berikut :
1. Dia tidak datang jika tidak mendapat keizinan.
2. Pakaiannya basah kerana hujan lebat.
3. Mereka berehat apabila tiba masanya.

Klausa yang didahului dengan kata hubung jika, kerana dan apabila itu pula dinamakan klausa tak bebas kerana maknanya tidak lengkap jika tidak disertai oleh klausa utama. 
- Dengan kata lain, klausa tak bebas ialah klausa yang dipancangkan kepada klausa utama dalam satu binaan ayat yang sempurna.

BAB 14 :KOMUNIKASI DI KHALAYAK

  1. DEFINISI KOMUNIKASI
  •  Proses penyampaian maklumat daripada satu pihak (penyampai) kepada pihak yang lain (penerima).
  •  Proses untuk menyampaikan dan menerima idea- idea dan perasaan dengan tujuan untuk menukar perilaku orang ramai. (Everett M. Rogers)
  1. PROSES KOMUNIKASI :
  2.  PENGHANTAR
  3.  -orang yang mempunyai mesej untuk disampaikan 

  4. MESEJ
  5.  -maklumat, idea atau pandangan yang datangnya dari minda penghantar dan cuba disampaikan kepada pihak lain

  6.  ENKOD 
  7.  maklumat, idea atau pandangan diterjemahkan dalam bentuk- bentuk yang difahami oleh orang lain sama ada menggunakan perkataan, bahasa atau simbol

  8.  SALURAN 
  9. -mesej disalurkan kepada penerima melalui sama ada saluran iaitu percakapan atau melalui tulisan, visual atau pergerakan

  10. PENERIMA 
  11. - orang yang menjadi sasaran mesej

  12. DEKOD 
  13. - mesej diterima dan diterjemahkan atau ditafsirkan oleh penerima untuk memberi makna

  14. MAKLUMBALAS 
  15. -Tindak balas terhadap penerimaan dan pemahaman mesej oleh penerima. Ia boleh jadi berbentuk lisan atau bukan lisan

  16.  GANGGUAN 
  17. -perkara-perkara yang mengganggu dan menghalang keberkesanan komunikasi. Akibatnya maklumat yang diterima mungkin tidak tepat atau disalah tafsir

  18. PENGHANTAR 
  19. -Bagi mendapatkan komunikasi berkesan, penghantar hendaklah memastikan perkara-perkara berikut diberi perhatian sewajarnya:
  •  jelas tentang mesej yang hendak disampaikan.
  •  teliti dengan baik mesej yang hendak disampaikan .
  • menyatakan apa yang hendak dinyatakan dengan jelas dan yakin .
  • pasti dengan kepentingan mesej itu .
  •  mendapatkan perhatian penerima.
  •  menghantar pada waktu yang tepat dan sesuai 
  •  sensitif kepada maklumbalas pihak lain .
  • kenalpasti gangguan dan kurangkan gangguan
  1. Fungsi Komunikasi : 
  • Memindahkan maklumat
  • Mengajar/ belajar
  • Untuk pengaruh
  • Hiburan
  • Sosialisasi
  • Perundingan     
  1.  Komunikasi Berkesan : Ia berlaku dalam keadaan-keadaan berikut : 
  2. Mesej yang disampaikan difahami dengan tepat dan jelas oleh penerima 
  3. Makna mesej difahami dan dikongsi bersama oleh penghantar dan penerima 
  4. Perubahan yang berlaku (sekiranya dikehendaki) akibat dari mesej adalah seperti perubahan yang dikehendaki oleh penghantar
  1. BENTUK KOMUNIKASI :
  •  Komunikasi lisan Komunikasi visual
  • Mesyuarat 
  • Komunikasi grafik 
  • Temuduga 
  • Foto
  • Pengucapan awam 
  • Lukisan 
  • Berbual 
  • Imej bergerak 
  • Televisyen 
  •  video 
  1. Halangan-halangan Dalam Komunikasi :
  2. 1. maklumat tidak mencukupi atau berlebihan
  3. 2. perkataan yang mempunyai banyak makna
  4. 3. kurang minat
  5. 4. prasangka
  6. 5. sekatan emosi
  7. 6. penyampaian kurang menarik
  8. 7. memikirkan sesuatu yang lain
  9. 8. persekitaran yang tidak sesuai
  10. 9. tiada peluang untuk mendapatkan penjelasan
  11. 10. wujudnya pelbagai gangguan

  12. Bahasa Komunikasi Bukan Lisan :
  •  Dikenali juga sbg bahasa tubuh.
  • Melibatkan isyarat tangan, air muka, dan gerakan badan.
  • Bahasa ini sangat penting kerana dapat menyampaikan mesej yang sukar dilahirkan melalui pertuturan atau tulisan.
  • Komunikasi melalui bahasa tubuh ini mampu menggambarkan emosi, personaliti, tujuan, dan status sosial seseorang individu.
  • Selain itu, komunikasi lisan yang disepadukan dengan bahasa tubuh akan lebih berkesan kerana dapat 

Selasa, 12 September 2017

BAB 11 : BENTUK AYAT & SUSUNAN DALAM AYAT

Bentuk ayat bahasa Melayu terbahagi kepada 2 seperti berikut;

1. Ayat tunggal; ayat tunggal ialah ayat yang mengandungi satu subjek dan satu predikat.
 
    Contoh ayat tunggal.
a. Ali tampan. 

CONTOH: ayat ini Ali ialah subjek manakala tampan ialah predikat.   

2. Bentuk yang kedua ialah ayat majmuk.

Ayat majmuk terbahagi kepada 3 iaitu;
  gabungan
 pancangan.
campuran.


- Ayat majmuk gabungan ialah ayat yang terdiri daripada 2 ayat atau lebih .


  • Kemudian digabungkan menjadi ayat  majmuk gabungan dengan menggunakan kata hubung gabungan. 
  • Contoh kata hubung gabungan ialah dan, atau, tetapi, serta, sambil, lalu, lagi, serta dan sebagainya.
Oleh itu, penggunaan kata hubung yang berbeza menghasilkan dua jenis gabungan iaitu; 

a. Ayat majmuk gabungan yang susunan faktanya berurutan.

   Ayat majmuk gabungan jenis ini menggunakan kata hubung dan, lalu, lagi, serta, sambil, dan malahan.

Contohnya seperti berikut;
i. Dia mengambil buku itu lalu masuk ke bilik tidur. 

Ayat ini terdiri daripada dua ayat iaitu, ayat pertama  dia mengambil buku ituayat kedua, dia masuk ke bilik tidur. 

b. Ayat majmuk gabungan yang susunan faktanya bertentangan. Ayat majmuk ini memberikan pertentangan fakta. Antara kata hubung yang digunakan ialah atau, tetapi, sebaliknya, melainkan, dan padahal.

 Contoh
i. Musim hujan dingin, sebaliknya musim kemarau panas.
ii. Kain yang dibelinya itu mahal, padahal ada yang lebih murah.


 Ayat majmuk pancangan.
Ayat majmuk pancangan ialah terdiri daripada ayat yang terdiri daripada satu ayat induk atau utama dan satu atau beberapa ayat kecil yang dipancangkan dalam ayat induk. Ayat induk boleh berdiri sendiri tetapi ayat yang kecil tidak.

 Ayat majmuk pancangan boleh dibahagikan kepada tiga iaitu;
- Ayat majmuk Pancangan relatif
- Ayat majmuk pancangan komplemen
- Ayat majmuk pancangan ketara


Ayat Majmuk Pancangan relatif.  ialah ayat majmuk yang menggunakan kata hubung pancangan yang menggunakan kata hubung untuk memencangkan klausa kecil ke dalam klausa induk. 

Contohnya seperti berikut :Saya membaca buku yang ditulis oleh Othman Puteh.
Klausa induk: Saya membaca buku
Klausa kecil: Buku ditulis oleh Othman Puteh.

Saya membaca buku + buku ditulis oleh Othman Puteh.

Saya membaca buku yang ditulis oleh Othman Puteh.


Susunan ayat merujuk proses perubahan struktur binaan subjek dan predikat dalam sesuatu ayat.

  •  Dari segi bentuk susunan, ayat dapat dibahagikan kepada dua jenis, iaitu bentuk susunan biasa dan susunan songsang
  • Susunan biasa bermaksud binaan ayat yang mempertahankan pola ayat dasar, iaitu unsur frasa subjek didahului frasa predikat.
Subjek + Predikat
1. Ali + guru sementara di sekolah itu.
2. Adik bongsuku + sedang tidur di serambi rumah.
3. Pegawai kanan pejabat itu + amat rajin dan cekap pula.

  • Contoh dari segi susunannya, ayat-ayat tersebut tetap tergolong ke dalam susunan biasa. Hanya  susunan frasa subjek mendahului frasa predikat itu diubah sehingga predikat pula mendahului subjek, barulah terbentuk ayat yang bersusunan songsang,
 seperti contoh yang berikut :Predikat + Subjek :

  1. Guru sementara di sekolah itu + Ali.
  2. Sedang tidur di serambi rumah + adik bongsuku.
  3.  Amat rajin dan cekap pula + pegawai kanan pejabat itu.
  4. Di Kampung Baru dalam Wilayah Persekutuan + rumah kediamannya.  
Contoh-contoh lain :
Susunan Biasa (Subjek diikuti Predikat)
1. Kamu ke sana bila?
2. Budak itu menangis.
3. Hadiah itu untuk ibu saya.
4. Dia tertidur pada masa itu.
5. Bapa saya sedang memancing.
6. Anaknya sudah pulang ke rumah.
7. Buku itu belum dibaca oleh Rafik. 
8. Gadis kampung seberang itu anak siapa?
9. Dia ke rumah Puan Salmah petang semalam.
10. Bunga pemberian gadis itu memang wangi.

Susunan Songsang (Predikat diikuti Subjek)
1. Bila kamu ke sana?
2. Menangis budak itu.
3. Untuk ibu saya hadiah itu.
4. Tertidur dia pada masa itu.
5. Sedang memancing bapa saya.
6. Sudah pulang anaknya ke rumah.
7. Belum dibaca oleh Rafik buku itu.
8. Anak siapakah gadis kampung seberang itu?
9. Ke rumah Puan Salmah dia petang semalam.
10. Memang wangi bunga pemberian gadis itu.


Isnin, 11 September 2017

BAB 10 : JENIS AYAT DAN RAGAM AYAT

JENIS AYAT :
  • Ayat-ayat dalam bahasa Melayu boleh dibahagikan kepada empat jenis, iaitu:-ayat penyata, ayat tanya, ayat perintah dan ayat seruan.
1. Ayat Penyata

1. Ayat penyata ialah ayat yang diucapkan dengan maksud untuk menerangkan  sesuatu hal.

2. Ayat penyata juga dikenali sebagai ayat berita atau ayat keterangan.contoh:

a) Murid-murid sedang mengulang kaji pelajaran di perpustakaan. 

b) Nani tidak pergi ke sekolah pada hari ini.

c) Dia suka menonton rancangan televisyen.

d) Ayah sedang berehat di ruang tamu.

e) Kami sekeluarga akan melancong ke Sabah.


2. Ayat Tanya 

  •  Ayat tanya ialah ayat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu hal.
  •  Terdapat dua jenis ayat tanya, iaitu ayat tanya tanpa kata tanya dan ayat tanya dengan kata tanya.
  •  Tanda soal (?) diletakkan pada akhir ayat dalam tulisan.
  •  Ayat tanya tanpa kata tanya ialah ayat yang diucapkan dengan meninggikan nada suara pada akhir ayat penyata.
  • Dalam tulisan, nada tanya ini ditandai dengan tanda soal (?).
 Ayat contoh:  

a) Kamu  masih belum makan?

b) Pertandingan berpuisi itu diadakan pada minggu hadapan?

c) Aron Aziz pelakon yang popular?

d) Bas itu sudah bertolak?


 (ii) Ayat Tanya Dengan Kata Tanya  :

1. Ayat tanya dengan kata tanya ialah ayat yang menggunakan kata tanya.Contoh kata tanya.apa, siapa, bila, mana, bagaimana , mengapa


2. Ayat contoh:

a) Barang itu apa?

b) Pemain piano itu siapa?

c) Hari jadi kamu bila?

d) Pejabat pos di mana?

e) Keadaan nenek kamu bagaimana?


3. Dalam bentuk tulisan, ayat-ayat tanya ini perlu menerima partikel "-kah" dan diletakkan di hadapan ayat


.4. Ayat contoh: 

a) Apakah barang itu?

b) Siapakah pemain piano itu?

c) Bilakah hari jadi kamu?

d) Di manakah pejabat pos?

e) Bagaimanakah keadaan nenek kamu?


3. Ayat Perintah1. Ayat perintah ialah ayat yang digunakan untuk menimbulkan sesuatu tindakan.

2. Ayat perintah terdiri daripada empat jenis, iaitu: 
a) Ayat suruhan
b) Ayat larangan
c) Ayat silaan
d) Ayat permintaan 

Panduan Umum Penggunaan Jenis-jenis Ayat PerintahAyat Perintah SuruhanAyat Suruhan Memberi arahan atau memerintah seseorang membuat sesuatu.
 contoh : 1. Minumlah kopi ini dahulu. 2. siapkan kerja sekolah ini.
3. Fikirkanlah sebelum bertindak.

 Ayat Larangan Melarang seseorang daripada melakukan sesuatu.Menggunakan kata larangan seperti jangan, usah atau tak usah. 
contoh : 1. Jangan petik buah itu. 2. Usah bermain di sungai.
3. Tak usah kau campur tangan dalam hal aku .

Ayat Silaan

Menjemput atau mempersilakan seseorang
Menggunakan kata silaan seperti sila atau jemput.
1. Sila beratur sebelum masuk ke dalam kelas.
2. Silalah pakai topi keledar.
3. Jemput makan bersama-sama.
4. Jemputlah datang ke rumah saya
.


Ayat Permintaan

 Memohon permintaan dan pertolongan.

Menggunakan kata permintaan seperti Memohon permintaan dan pertolongan.

Menggunakan kata permintaan seperti minta atau tolong.

  • Minta anda semua bersabar.
  •  Tolong ambilkan saya secawan air.
  • Tolong uruskan perkara ini dengan segara.
  • Minta tuan-tuan dan puan-puan mengambil tempat duduk masing-masing.
  •  Minta anda semua bersabar. 


4. Ayat Seruan

1. Ayat seruan ialah ayat yang digunakan untuk melahirkan perasaan seperti takut, marah, gembira, sakit, benci dan sebagainya.

2. Tanda seru (!) biasanya diletakkan pada akhir ayat seruan.

3. Ayat seruan didahului oleh kata seru seperti amboi, wah, eh, oh, aduh, cis dan sebagainya.
4. Ayat contoh:
a) Amboi, cantiknya gadis itu!
b) Wah, mahalnya baju ini!
c) Oh, aku lupa bawa wang hari ini



Ragam Ayat :

  •  Terdapat empat jenis ragam ayat dalam bahasa Malaysia, iaitu:
                        (a) ayat penyata;

                        (b) ayat tanya;
                        (c) ayat perintah;
                        (d) ayat seruan.
  • Keterangan dan contoh ayat-ayat tersebut adalah seperti berikut:
     (a) Ayat penyata
1. Menceritakan sesuatu hal atau memberitahu tentang sesuatu hal.
2. Ayat penyata dikenali sebagai Ayat Berita atau Ayat Keterangan.
3. Ayat penyata ialah ayat yang menyatakan atau menerang­kan sesuatu cerita, benda, kejadian, dan sebagainya.
            Contohnya:
                        i.  Kakak sedang menyiram bunga.
                        ii. Lembu itu akan dijual.
      
     (b) Ayat tanya
1. Ayat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu hal.
Ayat tanya ialah ayat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu perkara, tempat, benda, manusia, binatang dan sebagainya.
2. Ayat tanya terbahagi kepada dua iaitu :
            a. Ayat Tanya Dengan Kata Tanya.
            b. Ayat Tanya Tanpa Kata Tanya.
Contohnya :
i.  Berapakah harga kasut itu?
ii.  Sudahkah adik minum susu?
iii. Bagaimanakah layanglayang itu dibuat?

Ayat Tanya Dengan Kata Tanya.
1. Ayat ini menggunakan kata tanya seperti apa, siapa, berapa, bila, mana, bagaimana, kenapa dan mengapa.
2. Diakhiri dengan partikel -kah.
Contoh : Siapakah nama bapa kamu ?
Ayat Tanya Tanpa Kata Tanya
1. Ayat ini tidak menggunakan kata tanya.
2. Ayat ini diucapkan dengan meninggikan nada suara pada akhir ayat penyata.
3. Dalam penulisan, lambang tanda tanya digunakan ( ? )
contoh : Kamu belum hantar buku itu ?

(c) Ayat perintah
1. Ayat yang digunakan untuk menyuruh seseorang melakukan sesuatu.
Ayat perintah ialah ayat yang menyuruh, melarang, mempersilakan, atau meminta seseorang melakukan sesuatu.

2. Ayat perintah terbahagi kepada 4 kategori :
  •  Ayat Suruhan. 
  • Ayat Permintaan
  • Ayat Larangan
  • Ayat Silaan
Contohnya:
a. Ayat Suruhan:
1. Ayat ini bertujuan memberi arahan atau perintah.
2. Partikel -lah boleh digunakan untuk tujuan melembutkan ayat.
Contoh : Hantarlah buku itu sebelum pulang.
            Turunlah dari sini sekarang juga.
Cuci kasut kamu. (suruhan)
b. Ayat Permintaan:
1. Ayat ini bertujuan memohon pertolongan dan permintaan.
2. Ia menggunakan perkataan tolong dan minta pada permulaan ayat.
Contoh : Tolong bawakan minuman ini ke dapur.
            Minta hadirin semua bergerak ke ilik jamuan.
Tolong jemurkan pakaian itu. (permintaan)
c. Ayat Larangan:
1. Ayat ini bertujuan melarang melakukan sesuatu .
2. Ia menggunakan kata silaan seperti usah, tak usah dan jangan.
3. Partikel -lah boleh digunakan untuk melembutkan ayat.
Contoh : Jangan minum air itu.
            Usahlah menangis lagi.
Jangan petik bunga itu.(Iarangan)
d. Ayat Silaan:
1. Ayat ini bertujuan mempersilakan atau menjemput seseorang.
2. Ia menggunkan kata silaan seperti sila dan jemput pada permulaan ayat.
3. Partikel -lah boleh digunakan.
Contoh : Sila bawa sejadah bila ke surau.
            Jemputlah menikmati
Datanglah ke rumah saya. (silaan)

(d) Ayat seruan
Ayat seruan diucapkan untuk melahirkan perasaan seperti takut, marah, hairan, dan terkejut, sakit, hairan dan sebagainya.
Ayat seruan diakhiri dengan tanda seru ( ! )
3. Tanda seru biasanya terletak diakhir ayat.
4. Ayat seru dimulai oleh kata seru seperti Oh, Cis, Wah, Amboi dan sebagainya.
Contohnya:
i. Amboi, cantiknya baju kamu!
ii. Aduh, sakitnya perut aku!
Oh, dia sudah pergi ke sekolah !

2 Ayat Aktif dan Ayat Pasif
1. Kedua-dua ayat ini berlainan bentuk stuktur perkataannya tetapi mempunyai maksud yang sama.
2. Ayat Aktif pula ialah ayat yang menekankan objek.
3. Ayat Pasif menerangkan benda atau orang yang dikenakan perbuatan ke atasnya.

BAB 8 : DEFINISI AYAT

Definisi Ayat          Dalam memperkatakan tentang ayat,ia merupakan tahap tertinggi dalam penulisan dan komunikasi bahasa Melayu. Setiap...